BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arthropoda berasal dari bahasa
Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi,
Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong
filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah
spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang
tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang
hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter (Karmana 2007). Arthropoda (dalam bahasa latin,
Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri
kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada
tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik
selomata. Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf
tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas
segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka (http://gurungeblog.wordpress.com). Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki
panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan
bentuk Arthropoda pun beragam (http://gurungeblog.wordpress.com). Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik
selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang
merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangat bervariasi,
tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang
terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan
pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan (Karmana 2007).
Kutikula berfungsi melindungi tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh
serangga dan dapat menjadi tempat melekatnya otot, terutama yang berhubungan
dengan alat gerak. Otot serangga merupakan otot serat lintang yang susunannya
sangat kompleks. Otot ini diperlukan untuk melakukan gerakan yang cepat. Tubuh
Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang
bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu
membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara
kepala, toraks, dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh
ada yang dilengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak.
Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti
mata, penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium.
Tingkat perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya.Sitem
peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran
darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler
darah. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh.
Hewan arthropoda yang hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau pada beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi. Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk, serta menggigit seperti pada semut.
Hewan arthropoda yang hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau pada beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi. Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk, serta menggigit seperti pada semut.
Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina.
Fertilisasi arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning
telur yang tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami
metemorfosis sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak
bermetamorfosis.Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara
seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi
(pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan
dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada
individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).
Hasil fertilisasi berupa telur (http://gurungeblog.wordpress.com).
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput (http://gurungeblog.wordpress.com).
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput (http://gurungeblog.wordpress.com).
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana ciri-ciri filum Arthopoda ?
- Bagaimana pengklasifikasiaan filum Arthopoda ?
- Bagaimana struktur tubuh laba-laba, keluwing, lipan,udang, dan belalang
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui ciri-ciri filum Arthopoda
2.
Mengetahui klasifikasi dari filum Arthopoda
3.
Mengetahui struktur morfologi dan anatomi laba-laba,
keluwing, lipan, udang dan belalang
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian Arthopoda
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani,
arthos yang artinya segmen/ruas dan poda yang artinya kaki. Jadi, Arthropoda adalah hewan berkaki ruas.
Semua jenis hewan yang termasuk filum arthropoda memiliki tubuh dan kaki yang
berruas-ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya.Filum Arthropoda adalah filum yang paling
besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan
hewan mirip lainnya. Arthropoda
adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda
biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk
berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
Ciri-Ciri Arthropoda, antara lain sebagai
berikut :
a.
Semua Arthropoda memiliki perpanjangan
tubuh (apendiks) bersendi,
termasuk kaki dan antenanya. Dengan adanya sendi dan perpanjangan tubuh, maka arthropoda dapat bergerak lebih bebas
dan lentur.
b.
Tubuhnya
simetri bilateral dan bersegmen-segmen. Pada beberapa spesies, segmen tubuh ada
yang menyatu membentuk kepala, dada, dan perut.
c.
Semua Arthropoda memiliki kepala yang
terpisah dengan dada. Namun, udang dan laba-laba memiliki kepala dan dada yang
menyatu membentuk sepalotoraks.
d.
Memiliki
rangka luar (eksoskeleton) yang
terbuat dari kitin.
e.
Memiliki
mata majemuk. Mata majemuk (faset)
terdiri dari ribuan satuan penyusun mata yang disebut omatidium. Beberapa jenis Arthropoda
memiliki mata berlensa tunggal yang disebut oselus yang hanya dapat membedakan keadaan gelap dan terang.
2.2
Klasifikasi Arthopoda
Anthropoda dapat dibagi menjadi
4 subfilum sebagai berikut:
A. Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda
dan Diplopoda dengan tubuh
beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini
banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang
benyak mengandung sampah, misalnya kebun dan di bawah batu-batuan.
Ciri-ciri Myriapoda
1.
Tubuh
bersegmen (beruas) tidak mempunyai dada jadi hanya kepala dan perut.
2.
Pada setiap
ruas perut terdapat satu pasang atau 2 pasang kaki.
3.
Pada kepala
terdapat 2 kelopak mata tunggal (ocellus),
1 pasang antena dan alat mulut.
4.
Susunan
saraf tangga tali.
5.
System
pernapasan dengan trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya
untuk keluar masuknya udara.
6.
System
peredaran darah terbuka
7.
Alat kelamin
jantan dan betina terpisah, cara perkembangbiakan dengan cara bertelur.
8.
Hidup di
darat, misal di bawah batu, dalam tanah, humus atau tempat lembab lainnya.
Dalam penggolongannya myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas yakni:
1). Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang: Lithobius
forticatus dan Scolopendra
morsitans.
Ciri-ciri Chilopoda:
1.
Tubuh agak
gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 – 173 ruas). Tiap
ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan
dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang
“taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala
terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata
tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan
binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora
2.
Alat
pencernaan makanannnya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat
ekskresi berupa dua buah saluran malphigi.
3.
Respirasi
(pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka
hamper pada setiap ruas
4.
Habitat
(tempat hidup) di bawah batu-batuan/ timbunan tumbuhan yang telah membusuk.
Kelas ini sering disebut Sentipede.
2). Kelas Diplopoda
Contoh: kaki seribu (Julus
nomerensis)
Ciri-ciri Diplopoda:
1.
Tubuhnya
berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan
bahan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai
“taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kadua kaki mengalami
modifikasi sebagai oragan kopulasi.
2.
Pada kepala
terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok meta tunggal.
3.
Hidup di
tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah
membusuk.
4.
Respirasi
dengan trakea yang tidak bercabang.
5.
Alat
ekskresi berupa dua buah saluran malphigi