PATOLOGI KLINIK
Tugas Kuliah Daring Pertemuan ke- 8
A. Resume Karbohidrat (Peranan karbohidrat dalam nutrisi sapi perah) dari link video
Semua tumbuhan mengandung karbohidrat sebagai sumber energi utama untuk sapi
perah. Ada dua tipe karbohidrat yang dapat ditemukan dalam pakan:
1. Karbohidrat non struktural; mengandung gula dan pati
2. Karbohidrat struktural; meliputi selulosa dan hemiselulosa.
Perbedaan dari kedua tipe karbohidrat tersebut adalah dari ikatan kimia yang
menyatukannya. Perbedaan ini dapat diibaratkan dengan pembangunan lego yang
disusun dari blok lego individu yang diibaratkan sebagai gula sederhana yang
membentuk karbohidrat.
Gula (Karbohidrat non struktural) yang dapat ditemukan dalam molases diibaratkan
seperti tumpukan blok lego yang terdiri dari beberapa molekul gula yang terpisah
dan siap digunakan.
Pati (Karbohidrat non struktural) terdapat dalam biji- bijian dan sayur- sayuran
diibaratkan seperti lego yang bergabung bersama dengan proses yang sederhana, dan
diperlukan proses pemecahan untuk bisa digunakan.
Karbohidrat struktural seperti selulosa dan hemiselulosa ditemukan di padang
rumput yang berkualitas baik dan memiliki struktur yang lebih kompleks yang
terbuat dari banyak lego dan memerlukan mekanisme pemecahan karbohidrat yang
berbeda untuk memisahkan struktur tersebut sebelum digunakan. Mikroba yang ada
dalam rumen sapi mampu memecah struktur kompleks ini sehingga molekul gula
atau blok Lego dapat digunakan sebagai energi.
Ketika seekor sapi mengonsumsi pakan baik itu hijauan atau konsentrat,
karbohidrat dalam pakan tersebut akan dipecah/ difermentasi oleh mikroba rumen di
dalam rumen untuk membentuk gula sederhana, yang akan digunakan sebagai sumber
energi. Selain itu juga aktivitas pemecahan karbohidrat ini menghasilkan berbagai produk
seperti gas, panas, dan volatil fatty acid. Volatil fatty acid merupakan produk yang paling
penting karena dapat memberikan energi pada sapi dan mempengaruhi produksi dari
lemak susu dan protein susu. Volatil fatty acid terdiri atas asetat, propionat, dan butirat.
Proporsi dari masing-masing asam ini tergantung pada jenis karbohidrat yang dimakan
oleh sapi dan lingkungan rumen dari sapi. Jika sapi makan dengan pola pakan tinggi
seperti di padang rumput atau silase. Pakan ini mengandung kadar struktural tinggi dari
karbohidrat yakni selulosa dan hemiselulosa. Mikroba yang mencerna karbohidrat
struktural ini menghasilkan sebagian besar asetat, asetat lalu diserap melalui dinding
rumen, melewati hati dan bertindak sebagai buiding block untuk sintesis lemak, baik
lemak susu dalam memori glands atau lemak tubuh di jaringan adiposa. Manajemen
padang rumput yang buruk atau kondisi kering, menyebabkan tingginya kandungan
lignin. Lignin ini sulit dicerna oleh mikroba rumen. Kondisi ini dapat menurunkan kinerja
dari sapi.
Ketika seekor sapi memakan pakan yang mengandung karbohidrat non
struktural tinggi seperti molases, gandum atau jagung, mikroba yang mencerna
karbohidrat tersebut memproduksi propionat sebagai produk utama mereka. Propionat
diproduksi di rumen , ada menuju ke hati di mana sebagian besar akan dikonversi menjadi
Nama : Novia Nur Ema Aulia
NIM : B04170171
Kelas : K2
glukosa. Hati adalah satu-satunya sumber produksi glukosa untuk sapi perah yang
digunakan untuk membentuk laktosa sebagai pendorong utama untuk produksi volume
susu. Jika kita meningkatkan jumlah glukosa yang dihasilkan, kita akan melihat
peningkatan insulin dan peningkatan penyerapan asam amino ke dalam memori glands
dalam produksi protein susu.
B. Resume Lemak (Peranan lemak dalam nutrisi sapi perah) dari link video
Lipid atau lemak adalah zat yang ditemukan dalam produk hewani maupun nabati
yang tidak larut dalam air. Struktur lemak adalah karbon atau gliserol dengan tiga asam
lemak. Asam lemak ini dapat jenuh (tidak ada ikatan rangkap antara karbon) atau tidak
jenuh (satu atau lebih ikatan rangkap antara dua karbon). Kandungan lemak lebih dari 2
kali lipat kandungan karbohidrat dari bobot badan. Dengan demikian, kandungan lemak
untuk pakan sapi perah biasanya rendah antara 2-6% DM untuk sebagian besar pakan
rumput. Hal ini dikarenakan kandungan lemak pada pakan yang lebih dari 8% dapat
berdampak negatif pada fungsi rumen, pencernaan serat, asupan bahan kering (DMI) dan
produksi susu. Lemak dalam pakan yang sudah dikonsumsi oleh sapi cepat terhidrolisis
dalam rumen oleh enzim yang diproduksi oleh mikroba rumen. Hidrolisis lemak
memecah asam lemak dan gliserol menghasilkan gula terlarut dan asam lemak bebas (free
fatty acids). Gula dapat digunakan oleh mikroba rumen sebagai sumber energi, sedangkan
asam lemak dilepaskan ke dalam rumen. Asam lemak bebas yang dilepaskan ke dalam
rumen adalah jenuh (tidak ada ikatan rangkap) atau tidak jenuh (setidaknya memiliki satu
ikatan rangkap).
Proses dalam rumen akan dimulai dengan asam lemak tak jenuh karena ini adalah asam
lemak dominan yang ditemukan dalam hijauan dan biji- bijian kemudian asam lemak
jenuh.
Unsaturated fatty acids / Asam lemak tak jenuh
Asam lemak bebas tak jenuh beracun bagi sebagian mikroba rumen, khususnya yang
terlibat dalam pencernaan serat. Untuk mendetoksifikasi asam lemak ini maka terjadilah
biohidrogenasi dalam rumen. Biohidrogenasi adalah proses di mana ion hidrogen
ditambahkan ke karbon yang mengandung ikatan rangkap. Ion hidrogen tambahan
mengubah ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Ketika asam lemak bebas tak jenuh
sepenuhnya mengalami biohidrogenasi mereka menjadi asam lemak jenuh. Jika
kandungan lemak dalam pakan kurang dari 6%, proses biohidrogenasi umumnya dapat
mengimbangi hidrolisis trigliserida dan detoksifikasi sebagian besar asam lemak tak
jenuh. Namun apabila pakan sapi mengandung terlalu banyak lemak, hidrolisis masih
terjadi dan melepaskan asam lemak bebas, tetapi proses biohidrogenasi akan bekerja lebih
keras dihasilkannya banyak asam lemak yang tidak sepenuhnya jenuh dan fungsi rumen
menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan pencernaan serat yang lebih sedikit, asupan
bahan kering (DMI) lebih rendah, dan kinerja sapi yang buruk.
Saturated fatty acids / Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh umumnya ditemukan dalam lemak hewani dan beberapa produk
sampingan seperti palm kernel. Karena asam lemak ini sudah jenuh, ketika dihidrolisis
dan dilepaskan ke dalam rumen asam ini tidak beracun bagi mikroba rumen dan ketika
melewati rumen tidak mengalami perubahan. Asam lemak ini juga menjadi penyedia
energi untuk sapi perah, mensintesis lemak susu, dan menghasilkan endapan lemak di
jaringan adiposa.
Protected fatty acids
Asam lemak seperti megalac atau hiprofat yang terbuat dari pengolahan kimiawi.
Membantu mengurangi interaksi antara asam lemak dan mikroba sehingga mengurangi
efek negatif yang dapat ditimbulkan oleh lemak pada rumen.
Asam lemak bergerak dari rumen ke usus halus di mana asam lemak tersebut
dihubungkan dengan ikatan gliserol (terbentuk dari glukosa darah) untuk menghasilkan
trigliserida. Trigliserida ini kemudian dibentuk menjadi trigliserida lipoprotein.
Trigliserida lipoprotein memasuki pembuluh limfa dan kemudian bersirkulasi. Tidak
seperti karbohidrat dan protein, lemak/ lipid diserap dari sistem pencernaan dan
memasuki aliran darah secara langsung, tanpa proses sebelumnya di hati. Begitu berada
dalam aliran darah, lipid/ lemak diarahkan ke berbagai bagian tubuh tergantung dari
kondisi kebutuhan sapi. Pada sapi di masa laktasi, lemak/ lipid akan diarahkan ke kelenjar
susu/ mamary di mana lipid tersebut akan dipecah menjadi asam lemak bebas dan gliserol.
Asam lemak diambil ke kelenjar susu, dibentuk kembali menjadi trigliserida dan
disekresikan dalam bentuk susu. Jika seekor sapi berada dalam keseimbangan energi yang
baik pada kondisi tubuhnya, beberapa trigliserida lipoprotein (dari lipid makanan) akan
disimpan di jaringan adiposa. Seperti pada kelenjar susu, trigliserida lipoprotein terpecah
dan gliserol yang dihasilkan dan asam lemak bebas diangkut ke jaringan adiposa. Setelah
di jaringan adiposa, mereka membentuk trigliserida kembali dan disimpan sebagai lemak
tubuh.
C. Resume Protein (Peranan protein dalam nutrisi sapi perah) dari link video
Protein pada dasarnya adalah rantai panjang amino. Kandungan protein dalam
pakan umumnya dilaporkan sebagai crude protein (CP). Crude protein bukan merupakan
ukuran langsung dari protein, melainkan perkiraan berdasarkan kandungan nitrogennya
(N). Protein mengandung 16% N, sehingga crude protein dihitung dengan mengalikan
nitrogen dalam pakan dengan 6,25.
Kelompok Crude Protein:
1. Rumen degradable proteins (RDP), yang meliputi soluble protein.
Protein ini ditemukan dalam pakan yang dapat diuraikan atau didegradasi oleh mikroba
dalam rumen. Protein yang dapat terdegradasi ini digunakan dengan sangat cepat di dalam
rumen yang disebut sebagai soluble protein. Pakan yang terdegradasi ini misalnya hijauan
segar.
2. Undegradable dietary proteins (UDP) / Bypass Proteins
Protein yang tidak dapat didegradasi oleh mikoba di rumen. Protein ini melewati lambung
dan tidak mengalami perubahan. Asam amino yang dihasilkan dari protein ini diserap
dari usus halus. Pakan yang termasuk UDP yakni fish meal , canola meal, soybean meal.
3. Undigestible dietary protein
Merupakan protein yang melewati rumen, tidak tercerna sama sekali dan ikut terbuang
bersama dengan kotoran.
4. Non protein nitrogen (NPN)
Dapat terdegradasi dengan cepat dalam rumen dan digunakan oleh mikroba rumen.
Sapi dapat menggunakan sumber nitrogen non protein (NPN) (misalnya urea) untuk
menghasilkan asam amino dan menghasilkan protein mikroba. Ruminansia juga dapat
mendaur ulang nitrogen. Jika kebutuhan protein sapi lebih besar dari pasokan protein,
sejumlah besar nitrogen dapat didaur ulang kembali ke rumen untuk digunakan oleh
mikroba rumen. Protein dibutuhkan oleh sapi perah untuk banyak fungsi metabolisme
seperti untuk pertumbuhan, laktasi, dan fungsi jaringan.
Protein berasal dari dua sumber utama:
1. Microbial protein yang terbentuk dari degradable dietary protein, soluble protein,
dan non protein nitrogen
2. Undegraded dietary protein, memasok sumber asam amino yang kaya protein
Dalam rumen, protein terdegradasi dipecah oleh mikroba, pertama menjadi
peptida (rantai pendek asam amino), kemudian menjadi asam amino individu/ tunggal
dan ammonia. Senyawa nitrogen non protein (misal dari pakan atau metabolisme) juga
dapat dikonversi menjadi ammonia dalam rumen. Mikroba rumen kemudian
menggunakan ammonia (bersama dengan peptida dan asam amino), untuk
pertumbuhannya sendiri. Pertumbuhan mikroba juga membutuhkan energi dari
fermentasi karbohidrat dalam rumen. Semua asam amino termasuk yang esensial ada di
dalam protein mikroba. Sebagian mikroorganisme rumen menuju ke omasum dan
kemudian abomasum, lingkungan yang asam ini akan menghentikan aktivitas mikroba
dan enzim- enzim pencernaan akan memecah protein mikroba menjadi asam amino.
Asam amino ini kemudian diserap melalui usus halus untuk digunakan oleh sapi. Jika ada
kekurangan ammonia dalam rumen, kecernaan pakan akan berkurang dan asupan bahan
kering akan turun. Jika ada kelebihan ammonia maka akan diangkut ke hati. Dalam
konsentrasi yang tinggi ammonia bisa menjadi toksik dan di hati akan diubah menjadi
urea yang prosesnya disebut sebagai ureagenesis.
Urea dilepaskan ke dalam sirkulasi
tergantung dari kandungan protein dalam pakan:
1. Jika kandungan crude protein dalam pakan lebih rendah dari yang dibutuhkan, urea
berpindah ke rumen baik dalam air liur atau langsung dari darah melalui dinding
rumen. Di dalam rumen urea diubah kembali menjadi ammonia, dan bisa jadi
digunakan untuk menghasilkan protein mikroba.
2. Jika kandungan crude protein dalam pakan lebih besar dari yang dibutuhkan, sebagian
besar urea melakukan perjalanan ke ginjal diekskresikan dalam urin. Beberapa urea
juga berakhir di dalam susu (urea susu) dan di dalam tinja.
ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
ReplyDeletedapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q